Dalam geologi, periode
atau kadang disebut juga dengan zaman, adalah subdivisi waktu geologi
yang membagi era menjadi rentang waktu yang lebih kecil. Istilah ekivalen yang
digunakan untuk demarkasi lapisan batuan dan catatan fosil adalah sistem;
karenanya, batuan Sistem Devon dibentuk pada Periode Devon. Walaupun para ahli
paleontologi lebih sering merujuk tahapan fauna dibandingkan periode geologi,
istilah ini sering digunakan dalam presentasi populer paleontologi, termasuk
dalam buku dan film Jurrasic Park.
Beberapa periode dibagi
lagi menjadi unit yang lebih kecil yang disebut kala (epoch). Pada tahun
2004, International Union of Geological Sciences (I.U.G.S.) mengumumkan adanya
suatu periode yang disebut Ediakaran pada era Neoproterozoikum, suatu
penambahan periode baru yang terjadi setelah 130 tahun.
Eon
|
Era
|
Periode
|
Mulai,
Juta
tahun yang lalu |
Fanerozoikum
|
Kenozoikum
|
Neogen (Miosen/Pliosen/Pleistosen
/Holosen) |
23.0
|
Paleogen
(Paleosen/Eosen/Oligosen)
|
65.5
|
||
Mesozoikum
|
Kapur
|
145.5
|
|
Jura
|
200
|
||
Trias
|
251
|
||
Paleozoikum
|
300
|
||
359
|
|||
416
|
|||
444
|
|||
488
|
|||
542
|
|||
Proterozoikum
|
Neoproterozoikum
|
Ediakaran
|
630
|
Fanerozoikum
adalah suatu eon pada skala waktu geologi yang memiliki kehidupan hewan yang
sangat banyak. Masa ini kurang lebih telah dimulai sejak 545 juta tahun yang
lalu sewaktu hewan bercangkang keras pertama kali muncul dan masih berlangsung
terus saat ini. Namanya diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti “kehidupan
kasat mata”, merujuk pada besarnya organisme sejak ledakan Kambrium.
Fanerozoikum dibagi menjadi tiga era: Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.
Masa sebelum mulainya
eon ini disebut Prekambrium yang belakangan dibagi lagi menjadi eon Hadean,
Arkean, dan Proterozoikum. Batasan tepat antara Fanerozoikum dan Prekambium
agak kurang dapat dipastikan. Pada abad ke-19, batasnya dipatok pada fosil
pertama metazoa. Namun, belakangan berhasil diidentifikasi beberapa ratus taksa
metazoa Prekambium melalui studi sistematik yang dimulai sejak 1950-an.
Kebanyakan ahli geologi dan paleontologi menetapkan batas antara Prekambium dan
Fanerozoikum pada beberapa titik: sewaktu trilobita dan arkaeociata pertama
kali muncul; sewaktu Trichophycus pedum, suatu organisme penggali
kompleks, pertama kali muncul; atau pada kemunculan pertama suatu kelompok
organisme kecil bercangkang yang dinamakan “fauna kecil bercangkang”. Tiga
titik batas ini memiliki perbedaan beberapa juta tahun satu dengan yang
lainnya.
Periode waktu
Fanerozoikum mencakup kemunculan pesat banyak filum hewan; evolusi filum-filum
tersebut menjadi berbagai bentuk; kemunculan tumbuhan darat; perkembangan
tumbuhan kompleks; evolusi ikan; kemunculan hewan darat; serta perkembangan
fauna modern. Selama periode ini, lempengan daratan perlahan bergabung menjadi
suatu massa daratan tunggal yang disebut Pangea yang selanjutnya terpisah
menjadi bentuk-bentuk benua seperti sekarang
Proterozoikum
adalah eon yang mewakili suatu periode sebelum merebaknya kehidupan kompleks
pertama di muka Bumi. Masa ini berlangsung antara 2500 sampai 542 (± 1) juta
tahun yang lalu dan merupakan tadinya merupakan bagian dari masa Prekambrium.
Proterozoikum didahului oleh eon Arkean dan dilanjutkan oleh Fanerozoikum dan
terdiri dari tiga era yang berturut-turut dari yang paling tua:
Paleoproterozoikum, Mesoproterozoikum, dan Neoproterozoikum.
Peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi pada masa ini antara lain adalah: transisi menjadi atmosfer
beroksigen pada era Mesoproterozoikum; beberapa glasiasi, termasuk terjadinya
hipotesis “Bumi Bola Salju” (Snowball Earth) semasa periode Kriogenian
pada akhir Neoproterozoikum; serta periode Ediakaran (635 hingga 542 juta tahun
yang lalu) yang ditandai dengan evolusi organisme multiselular bertubuh lunak.
Mesozoikum (Bahasa
Yunani: μεσο, meso, “antara” dan ζωον, zoon, “hewan” atau berarti “hewan
pertengahan”) adalah salah satu dari tiga era geologi pada eon Fanerozoikum.
Pembagian waktu menjadi era ini diawali oleh Giovanni Arduino pada abad ke-18,
walaupun nama asli yang diberikannya untuk Mesozoikum adalah Sekunder
(menjadikan era modern menjadi Tersier). Era yang berlangsung antara
Paleozoikum dan Kenozoikum ini sering pula disebut Zaman Kehidupan Pertengahan
atau Zaman Dinosaurus, mengikuti nama fauna yang dominan pada masa itu.
Mesozoikum ditandai
dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-benua secara perlahan
mengalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi seperti
keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai
perkembangan evolusi penting lainnya. Iklim hangat yang terjadi sepanjang
periode juga memegang peranan penting bagi evolusi dan diversifikasi spesies
hewan baru. Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan modern terbentuk.
Mesozoikum berlangsung
kurang lebih selama 180 juta tahun, antara 251 hingga 65 juta tahun yang lalu.
Era ini dibagi menjadi tiga periode: Trias, Jura, dan Kapur.
Senozoikum (Bahasa Yunani: καινός, kainos,
“baru”, dan ζωή, zoe, “kehidupan”, atau berarti “kehidupan baru”) adalah era
terakhir dari tiga era klasik geologi. Era ini berlangsung selama 65,5 juta
tahun sampai sekarang, setelah peristiwa kepunahan massal Kapur-Tersier pada
akhir periode Kapur yang menandai punahnya dinosaurus tanpa bulu dan
berakhirnya era Mesozoikum.
Senozoikum dibagi
menjadi dua periode; Paleogen dan Neogen, yang dibagi lagi menjadi beberapa
kala (epoch). Paeogen terdiri dari Paleosen, Eosen, dan Oligosen, sedangkan
Neogen terdiri dari Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen, yang berlangsung
hingga saat ini. Kenozoikum dapat pula dibagi menjadi Tersier (Paleosen dan
Pliosen) dan Kuarter (Pleistosen dan Holosen), walaupun kebanyakan ahli geologi
saat ini tidak lagi menggunakan pembagian tersebut.
Paleozoikum
(Bahasa Yunani: palaio, “tua” dan zoion, “hewan”, berarti
“kehidupan purba”) adalah era pertama dari tiga era pada eon Fanerozoikum. Era
ini berlangsung pada kurang lebih 542 sampai 251 juta tahun yang lalu, dan
dibagi menjadi enam periode, berturut-turut dari yang paling tua: Kambrium,
Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm. Paleozoikum dilanjutkan dengan era
Mesozoikum.
Neoproterozoikum
adalah era geologi yang berlangsung antara 1000 hingga 542 juta tahun yang lalu
dan merupakan bagian akhir eon Proterozoikum dan masa Prakambrium. Era ini
mungkin merupakan salah satu era yang memiliki catatan geologis paling menarik
karena Bumi dilanda oleh beberapa glasiasi terparah yang pernah diketahui,
sampai-sampai lembaran es bisa mencapai khatulistiwa. Pada bagian akhir era
ini, periode Ediakara, ditemukan fosil paling awal kehidupan multisel, termasuk
hewan-hewan paling awal. Neoproterozoikum terdiri tiga periode: Tonian,
Cryogenian, dan Ediacaran.
Neogen adalah
suatu periode bagian dari era Kenozoikum pada skala waktu geologi yang dimulai
sejak 23.03 ± 0.05 juta tahun yang lalu, melanjutkan periode Paleogen.
Berdasarkan proposal terakhir dari International Commission on Stratigraphy,
Neogen terdiri dari kala Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen dan
berlangsung hingga saat ini. Sistem Neogen (formal) dan Sistem
Tersier (nonformal) merupakan istilah untuk batuan yang terbentuk pada
periode ini.
Neogen berlangsung
kurang lebih selama 23 juta tahun. Selama periode ini, mamalia dan burung
berevolusi dengan pesat; genus Homo juga mulai muncul pada periode ini.
Bentuk kehidupan lain relatif tidak berubah. Terjadi beberapa gerakan benua,
dengan peristiwa yang paling penting adalah terhubungnya Amerika Utara dan
Selatan pada akhir Pliosen. Iklim mendingin sepanjang periode ini yang memuncak
pada glasiasi kontinental pada sub-era Kuarter (atau kadang disebut juga
periode pada beberapa skala waktu).
Paleogen adalah
periode dalam skala waktu geologi yang merupakan bagian pertama dari era
Kenozoikum dan berlangsung selama 42 juta tahun antara 65,5 ± 0,3 hingga 23,03
± 0,05 juta tahun yang lalu. Periode ini terdiri dari kala Paleosen, Eosen, dan
Oligosen, dan dilanjutkan oleh kala Miosen pada periode Neogen.
Paleogen merupakan saat
pertama berkembangnya mamalia dari jumlah yang sedikit dan bentuk yang
sederhana, hingga membengkak menjadi beragam jenis pada akhir kepunahan massal
yang mengakhiri periode Kapur (era Mesozoikum) sebelumnya. Beberapa mamalia ini
akan berevolusi menjadi bentuk yang lebih besar yang mendominasi daratan, dan
ada pula yang berevolusi menjadi mampu hidup di lingkungan lautan, daratan
khusus, dan bahkan di udara. Burung juga berkembang pesat pada periode ini
menjadi kurang lebih bentuk modern yang dikenal saat ini. Cabang kehidupan lain
di bumi bertahan relatif tidak berubah dibandingkan dengan perubahan yang
dialami burung dan mamalia pada periode ini. Iklim menjadi lebih dingin
sepanjang Paleogen dan batas laut menyurut di Amerika Utara di awal periode
ini.
Periode Kapur
atau Cretaceous adalah salah satu periode pada skala waktu geologi yang bermula
pada akhir periode Jura dan berlangsung hingga awal Paleosen atau sekitar 145.5
± 4.0 hingga 65.5 ± 0.3 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode
geologi yang paling lama dan mencakup hampir setengah dari era Mesozoikum.
Akhir periode ini menandai batas antara Mesozoikum dan Kenozoikum.
Periode ini ditandai sebagai suatu periode
terpisah pertama kali oleh ahli geologi Belgia, Jean d’Omalius d’Halloy, pada
tahun 1822 dengan menggunakan stratum di Basin Paris dan mendapat namanya
berdasarkan banyaknya lapisan kapur (kalsium karbonat yang terbentuk oleh
cangkang invertebrata laut, terutama coccolith) yang ditemukan pada periode
Kapur Akhir di Eropa daratan dan Kepulauan Britania.
Trias adalah
suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 251 ± 0,4
hingga 199,6 ± 0,6 juta tahun yang lalu. Periode ini berlangsung setelah
Permian dan diikuti oleh Jura. Awal dan akhir periode Trias masing-masing
ditandai dengan peristiwa kepunahan besar. Peristiwa kepunahan yang mengakhiri
periode Trias baru-baru ini berhasil ditentukan waktunya secara lebih akurat,
tapi sebagaimana halnya dengan periode geologi lain yang lebih tua, lapisan
batuan yang mencirikan awal dan akhir teridentifikasi dengan baik, tapi waktu
persis awal dan akhir periode ini memiliki ketidakpastian sebanyak beberapa
juta tahun.
Semasa periode Trias,
kehidupan laut dan daratan menunjukkan sebaran adaptif yang dimulai dengan
biosfer yang sangat miskin setelah peristiwa kepunahan Permian-Trias. Karang
dari kelompok Zoantharia muncul untuk pertama kalinya. Tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae) mungkin mulai berkembang pada periode Trias, seperti
juga vertebrata terbang pertama, pterosaurus.
Jura
adalah suatu periode utama dalam skala waktu geologi yang berlangsung
antara 199,6 ± 0,6 hingga 145,4 ± 4,0 juta tahun yang lalu, setelah periode
Trias dan mendahului periode Kapur. Lapisan batuan yang mencirikan awal dan
akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tapi waktu tepatnya mengandung
ketidakpastian sebesar 5 hingga 10 juta tahun. Jura merupakan periode
pertengahan era Mesozoikum, yang dikenal juga dengan “Zaman Dinosaurus”. Awal
periode ini ditandai dengan peristiwa kepunahan Trias-Jura.
Nama periode ini diberikan oleh Alexandre
Brogniart berdasarkan banyaknya batu kapur laut yang ditemukan di Pegunungan
Jura, di daerah pertemuan Jerman, Perancis, dan Swiss
WILAYAH PERSEBARAN FAUNA DI DUNIA
MENURUT ALFRED RUSSELL WALLACE
Tempat yang berbeda dihuni jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang
berbeda-beda pula. Hal ini nampak jelas/nyata ketika dunia dijelajahi. Pada
tahun 1628, dalam karyanya yang berjudul The
Anatomy of Melancholy, Robert Burton menulis:
Mengapa Afrika terdapat banyak binatang buas beracun, sedangkan Irlandia
tidak? Atena terdapat burung hantu, Kreta tidak? Mengapa Daulis dan Thebes
tidak terdapat burung layang-layang (seperti yang dikatakan Pausanias kepada
kita) seperti yang terdapat di Yunani, Ithaca [tidak terdapat] terwelu, Pontus
[tidak terdapat] keledai, Scythia [tidak terdapat] anggur? Darimana datangnya
berbagai kompleksitas, warna, tanaman, burung, binatang buas, logam, yang khas
pada hampir tiap-tiap tempat?
(Burton 1896 edn: Vol. II, 50-1)
Perbedaan zona persebaran spesies menjadi nampak jelas ketika para
penjelajah ‘menemukan negeri baru’. Pada pertengahan abad delapan belas, George
Leclerc, Compte de Buffon (1707-1788) menyelidiki apa yang kemudian dikenal
sebagai mamalia tropis dari Dunia Lama (Afrika) dan Dunia Baru (Amerika Selatan
dan Tengah). Dia menemukan bahwa mereka tidak cuma memiliki spesies tunggal
dalam bentuk umum. Perbandingan lanjutan pada tanaman, serangga dan reptil
Afrika dan Amerika Selatan menunjukan dengan jelas pola yang sama.
Hingga abad kesembilanbelas, telah mulai secara nyata disadari bahwa
permukaan bumi dapat dibagi ke dalam zona-zona geografi hewan tumbuhan, tiap
zona memiliki sekelompok binatang yang berbeda dan sekelompok tumbuhan yang
berbeda. Augustin Pyramus de Candolle menghitung tanaman-tanaman dan memperkenalkan
wilayah endemik (areas of endemism), yaitu zona-zona botani, yang memiliki jumlah
tanaman tertentu khas pada daerah tersebut. Dia mendaftar 20 zona botani atau
wilayah endemik pada tahun 1820, dan hingga tahun 1838 telah menambahkan angka
lain, hingga menghasilkan jumlah 40. Pada tahun 1826, James Cowles Prichard,
seorang ahli hewan, membedakan tujuh zona binatang: zona artik, zona iklim
sedang, zona equator, Pulau India, Zona Papua, Zona Australia, dan wilayah
paling jauh Amerika dan Afrika. William Swainson memodifikasi skema tersebut
pada tahun 1835, dengan mengambil pertimbangan pada ‘lima keanekaragaman
manusia yang telah dikenal’, untuk menyajikan lima zona: Zona Eropa
(Kaukasian), Zona Asiatik (atau Mongolian), Zona Amerika, Zona Etiopian (atau Afrika),
dan Zona Australian (atau Melayu).
Karya berpengaruh dari seorang ahli burung (Ornitologi), Philip Lutley
Sclater, dan ahli geografi hewan tumbuhan dan peneliti alam terkenal dari
Inggris, Alfred Russel Wallace, melampui gagasan Prichard dan Swainson pada
persebaran-persebaran binatang. [dengan] menggunakan persebaran binatang,
Sclater (1858) memperkenalkan dua pembagian dasar (atau “ciptaan”, seperti
istilah yang dipakainya)---Dunia Lama (Creatio
Paleogeana) dan Dunia Baru (Creatio
Neogeana)---serta enam zona. Dunia Lama dia bagi ke dalam Eropa dan Asia
sebelah utara, Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India dan Asia Tenggara,
serta Australia dan Papua Newginie. Dunia baru dia bagi ke dalam Amerika Utara
dan Amerika selatan. Skema Sclater mendorong kehebohan publikasi oleh ahli
hewan berbahasa Inggris, termasuk Thomas Henry Huxley dan Joel Asaph Allen,
yang masing-masing dari mereka mengungkapkan klasifikasi geografis menurut apa
yang mendukung [skema mereka].
Dalam karyanya, The Geographical Distribution of Animals
(1876), Alfred Russel Wallace mengulas
sistem yang sedang bersaing, [kemudian] berpendapat secara meyakinkan
dukungannya pada enam zona yang diadopsi Sclater, atau kerajaan seperti yang
dijulukan Wallace kepadanya. Sistem Sclater dan amandemen tambahan dari Wallace
padanya memberikan sebuah istilah yang masih bertahan hingga sekarang ini
(Gambar 4.1). Gagasan lanjutan ialah variasi tambahan pada tema
Sclater-Wallace. Sclater dan Wallace mengidentifikasi enam zona---Neartik,
Neotropik, Palaeartik, Ethopian, Oriental, dan Australian. Secara bersama-sama,
Zona Neartik dan Palaeartik membentuk Neogaea (Dunia Baru), sementara zona
lainnya membentuk Palaeogaea (Dunia Lama). Sumbangan Wallacae ialah
mengidentifikas sub-zona, terdiri dari empat sub per zona, yang sebagian besar
berkaitan dengan zona botani dari de Candolle (Tabel 4.1).
Bahkan, klasifikasi zona hewan
tumbuhan abad sembilan belas pada intinya merupakan usaha untuk mengelompokan
wilayah endemik ke dalam klasifikasi hirarkis menurut daya keterkaitannya.
Seharusnya perlu juga dicatat bahwa C. Barry Cox (2001), dalam penyelidikannya
pada zona-zona geografi hewan tumbuhan, menganggap [penggunaan] istilah
Neotropis, Neartik, dan Palaeartik menjadi tidak praktis dan tidak berguna,
lebih memilih menggunakan istilah Amerika Selatan, Amerika Utara dan Eurasia
sebagai pilihan lain yang lebih sederhana.
Tanpa diduga dan patut diperhatikan bahwa persebaran spesies dengan
kemampuan yang baik, termasuk tanaman, serangga dan burung, cenderung masuk ke
dalam batas-batas zona zoogeografis secara tradisional. [dalam] dunia burung
Amerika Utara dan Eropa terdapat beberapa famili dan bermacam genera dimana
kedua wilayah tersebut tidak saling terkait [satu sama lain], bahkan meskipun
penyebaran menyeberang Atlantik utara hingga Samudera Pasifik oleh ‘pendatang
tak diundang’ sering terjadi setiap
tahun. Begitu juga taxa burung migrant jarak jauh pun cenderung menetap di
belahan [bumi] timur atau di belahan [bumi] barat, yang mana mereka bermigrasi
antara garis lintang tinggi dan rendah, serta menunjukan kecenderungan lemah
pada penyebaran timur-barat antar benua.
Zona Mamalia
Dari enam zona fauna yang digambarkan oleh Sclater dan Wallace, Zona Palaeartik atau Eurasian adalah yang paling luas. Hal
itu termasuk Eropa, Afrika bagian utara, Timur dekat, dan sebagian besar Asia
(tapi tidak termasuk sub benua India atau Asia Tenggara). Fauna mamalianya
cukup kaya dengan sekitar 40 famili. Hanya dua dari famili tersebut merupakan
endemik zona Palaeartik---tikus pondok buta (Spalacidae) dan tikus gurun (Seleviniidae),
diwakili oleh satu spesies, dzhalman, yang merupakan seekor pemakan serangga
kecil (Tabel 4.2).
Zona Neartik atau Zona Amerika Utara mencakup hampir
seluruh Dunia Baru sebelah utara dari Meksiko tropis. Faunanya bermacam-macam
dan termasuk famili dengan sebagian besar zona tropis, seperti kelelawar
bersayap kantong atau kelelawar berekor-sarung (Emballonuridae), kelelawar vampir (Desmodontidae), dan babi sigung atau babi liar (Tayassuidae), serta
sebagian besar famili zona subartik, semisal tikus loncat (Zopodidae), beaver
(Castoridae), dan beruang (Ursidae). Hanya dua famili neartik yang termasuk
endemik pada wilayah tersebut . Aplodontidae, yang terdiri dari satu spesies,
beaver gunung atau swellel (Aplondontia
rufa), dan Antilocapridae, yang juga terdiri satu spesies, Rusa bertanduk
garpu (Antilocapra americana). Dua
famili lainnya mayoritas adalah endemik: hewan pengerat berkantung (Geomydae)
hidup di Amerika Utara, Amerika tengah, dan Kolombia bagian utara; serta tikus
kanguru dan tikus berkantung (Heteromydae)
hidup di Amerika Utara, Meksiko, Amerika tengah, dan Amerika Selatan bagian
barat laut.
Zona Neotropis atau Zona Amerika Selatan mencakup seluruh
Dunia Baru sebelah selatan Meksiko tropis. Dirinya memiliki sekitar 27 famili
endemik mamalia, termasuk 12 famili binatang
pengerat caviomorph dan 7 famili kelelawar (Tabel. 4.2).
Zona Ethopian meliputi
Madagaskar, Afrika bagian selatan dari garis/batas yang agak tidak dapat
ditentukan [secara jelas] yang membentang sepanjang Gurun Sahara, dan
secarik/bagian wilayah selatan Semenanjung Arab. Zona tersebut memiliki sekitar
15 famili endemik, hampir sama banyaknya seperti zona Neotropis, termasuk dua
keluarga celurut (tikus mondok emas dan celurut berang-berang) dan 5 famili
binatang pengerat (Tabel 4.2). Dua famili lainnya---celurut gajah
(Macroscelididae) dan gundi (Ctenodactylidae)---hidup hanya di Afrika, tapi
menyebar hingga sebelah utara benua, yang merupakan bagian dari zona
Palaeartik.
Zona Oriental mencakup India,
Indo-China, China bagian selatan, Malaysia, Kepulauan Filipina dan Indonesia
sampai batas timur jauh garis Wallace. Zona Oriental hanya memiliki lima famili
endemik (Tabel 4.2): Dormis duri (Platacanthomyidae),
tupai/celurut pohon (Tupaiidae), Tarsius (Trasiidae), Kubung atau lemur terbang
(Cynocephalidae), dan satu famili kelelawar
endemik---Craseonycteridae---diwakili oleh spesies tunggal yang dikenal sebagai
kelelawar Kitti hidung-babi atau kelelawar tawon bambo (Craseonycteris thonglongyai), yang ditemukan di Tailand pada tahun
1973.
Zona Australian termasuk
daratan utama Australia, Tasmania, Papua Newgunie, Sulawesi, dan berbagai
pulau-pulau kecil di Indonesia. Dirinya memiliki kira-kira 19 famili mamalia
endemik (tabel 4.2).
Penerapan metode modern klasifikasi numeris pada persebaran mamalia
menunjukan persamaan serta perbedaan zona-zona geogafi hewan tumbuhan. Dengan
menggunakan [teknik] multidimensi dalam membuat skala data persebaran dari 115
famili mamalia (seluruhan famili laut dan famili manusia diabaikan), dalam 24
subzona dari Wallace, Charles H. Smith (1983) menggambarkan zona-zona yang sama
untuk skema Sclater-Wallace itu, tapi [juga] muncul perbedaan yang berarti.
Dalam sistem Smith, terdapat empat zona---Holarctic, Amerika Latin,
Afro-Tethyan, dan Kepulauan---serta sepuluh sub-zona (gambar 4.2). Zona
Holarctic terdiri dari sub-zona Neartik dan Palaeartik; zona Amerika Latin
terdiri sub-zona Neotropis dan Argentin; Afro-Tethyan terdiri dari sub-zona
Mediteranian, Ethopian dan Oriental; dan zona Kepulauan terdiri dari sub-zona
Australian, Hindian Barat, dan Madagaskan. Setiap sub-zona sama uniknya
sehingga dirinya dapat dibandingkan dengan semua sub-zona lainnya. Beberapa
keistimewaan sistem Smith yaitu menantang [untuk diperdebatkan]. Pertama,
sistemnya mengungkapkan persamaan yang dekat antara famili mamalia dari Zona
Ethiopian dan Oriental. Kedua, sistemnya menggolongkan sub-zona Mediteranian ke
dalam Zona Ethiopian, jadi mengeluarkannya dari zona Palaeartik. Ketiga, sistemnya
mempertimbangkan Madagaskan dan Hindian Barat ke sub-zona kepulauan yang
berbeda, menyingkirkannya dari zona Ethiopian dan Zona Neotropis, secara
berturut-turut.
Menunjukkan kekayaan zonasional dan endemisitas famili mamalia dalam zona
dan sub-zona sistem Smith. Dari 115 famili mamalia yang dipakai dalam analisis,
43 (37 persen) merupakan endemik sub-zona. Endemisitas paling rendah dari
sub-zona berada di sub-zona Palaeartik, yang tidak memiliki famili endemis sama
sekali, dan terbanyak di sub-zona neotropis, dengan sembilan famili endemis.
Analisis Smith juga menunjukkan bahwa sub-zona Neartik, Palaeartik,
Mediteranian memiliki persamaan yang tinggi dengan fauna di sub-zona lainnya,
dimana sub-zona Argentin dan Australian memiliki persamaan yang rendah dengan
fauna di sub-zona lainnya. Selanjutnya, sifat dasar fauna Neotropis, Argentin,
Ethiopian, Australian, Hindian Barat, dan Madagaskan mencerminkan pengaruh
isolasi atau tidak dapat dimasuki (atau keduanya).
Zona Tumbuhan
Dalam [karya] The Geography of the
Flowering Plants (1974), ahli tumbuhan berkebangsaan Inggris, Ronald Good
mengikhtisarkan pesebaran kehidupan tumbuhan berbunga (angiosperm) dengan mengadaptasi skema yang ditemukan oleh Adolf
Engler selama tahun 1870-an. Good menggambarkan enam zona tumbuhan utama, walaupun dirinya menyebutnya sebagai
“kerajaan”; zona sub-artik, zona Palaeotropis, zona Neotropis, zona Australian,
zona Afrika Selatan (Cape), dan zona tumbuhan Antartika. Setiap zona tersebut
terdiri dari sejumlah sub-zona (Good menyebutnya sebagai zona), yang jumlah
keseluruhannya 37 (Gambar 4.3). (kelompok “kerajaan” tumbuhan yang sama juga
digambarkan oleh Armen L. Takhtajan pada tahun 1986). Zona tumbuhan subartik
merentang [dari] Amerika Utara dan Asia, yang didiami berbagai famili, termasuk
birch, alder, hazel, dan hornbeam (Batulaceae), mustar/kubis-kubisan
(Cruciferae), mawar kuningmuda (Primulaceae), dan buttercup (Ranunculaceae).
Enam sub-zona yang dikenal: Artik dan subartik, Asia bagian timur, Asia bagian
barat dan tengah, Mediteranian, Eropa-Siberia, dan Amerika Utara.
Zona Paleotropis mencakup hampir semua Afrika, semenanjung Arab, India,
Asia tenggara, dan sebagian wilayah Pasifik bagian barat dan tengah. Sub-zona
tidak sepenuhnya disepakati/disetujui tapi Malesia, Indo-Afrika, dan Polynesia
secara umum [telah] dikenal. Sub-zona Malesian sangat kaya akan bermacam bentuk
dengan sekitar 400 genus endemik. Madagaskar, yang merupakan bagian sub-zona
Indo-Afrika tetapi terkadang dianggap sebagai zona terpisah, memiliki 12 famili
endemik dan 350 genus endemik. Zona Neotropis mencakup hampir semua wilayah
Amerika Selatan, kecuali ujung selatan dan jalur barat daya, Amerika tengah,
Meksiko (pengecualian pada bagian utara yang kering dan bagian tengah), dan
Hindian Barat serta ujung selatan Florida. Zona ini sangat kaya dengan
bunga-bungaan, ditempati 47 famili endemik dan hampir sekitar 3.000 genus
endemik. Zona Cape Afrika Selatan, untuk ukurannya yang kecil, kaya akan
tanaman dengan 11 famili endemik dan 500 genus endemik. Zona Australia sangat
berbeda dengan 19 famili endemik, 500 genus endemik, dan lebih dari 6.000
spesies tumbuhan berbunga. Zona Antartika memiliki geografi yang tidak biasa
dan termasuk jalur pantai Chili dan ujung selatan Amerika Selatan, kepulauan
Antartika dan Sub-Antartika, serta Selandia Baru. Sub-zona dari sub-antartika
(Cili bagian selatan, Patagonia, dan Selandia baru) mempunyai flora yang
berbeda terdapat sekitar 50 genus, dimana pantai selatan (Nothofagus) merupakan sebuah unsur yang khas.
Persamaan dan Perbedaan [antar] Zona
Perbandingan dan
Perbedaan antar Takson
Zona binatang mamalia di dunia saling terkait satu sama lain dengan cara
yang rumit, begitu juga zona tumbuhan seluruh dunia. Keterkaitan pada tingkat
spesies sangatlah lemah, kecuali antara zona Eurasia dengan Amerika Utara, tapi
sebagian zona memiliki kesamaan genus dan famili. Setiap zona geografi hewan
tumbuhan memiliki dua kelompok famili: mereka yang merupakan endemik atau khas
pada zona tersebut, dan mereka yang sama-sama mendiami/menyebar di zona
lainnya. Walaupun tidak terdapat sistem kesepakatan dalam menamai takson yang
sama (spesies, genus, famili atau apapun), sebuah sistem susunan mengusulkan
bahwa takson yang sama-sama berada diantara dua zona hewan tumbuhan disebut kekhasan
(charaterisctic), dan takson yang
terdapat diantara tiga atau empat zona hewan tumbuhan merupakan semi-kosmopolitan,
dan takson yang sama-sama berada diantara lima atau lebih zona hewan tumbuhan
ialah kosmopolitan (cosmopolitan).
Hubungan antar zona ditentukan melalui percampuran sebagian komponen fauna
ataupun flora. Komponen flora Malesian [sekarang] terdapat di hutan hujan
tropis Queensland bagian timur laut, Australia. Flora Antartika dan Palaetropis
bercampur di Pulau Selatan Selandia baru, Tasmania, dan Pegunungan Asutralia.
Persamaan yang kuat zona fauna Ethiopian dan Oriental tercermin dalam sejumlah
famili yang sama: tikus bambu (Rhizomyinae), gajah (Elephantidae), badak
(Rhinocerotidae), kancil (Tragulidae), loris dan kongkang (Lorisidae), galago atau
monyet malam (Galagonidae), kera (Pongidae), dan Trenggiling dan trenggiling
bersisik (Manidae).
Perbandingan
Zona Flora dan Fauna
Zona tumbuhan utama dan zona hewan utama hampir kongruen, tetapi terdapat
perbedaan penting diantara mereka. Pertama, disebabkan oleh kemampuan menyebar
yang lebih baik dari sebagian tumbuhan dibanding binatang darat, zona tumbuhan
cenderung kurang jelas [batasannya] dibandingkan dengan zona binatang. Kedua,
walaupun zona tumbuhan sub-artik ialah sama dengan gabungan zona binatang
Eurasian dan Amerika Utara (zona Holoartik), sub-zona flora Amerika Utara
berbeda dari zona fauna Neartik dalam arti bahwa dirinya tidak menempati seluruh wilayah
Florida atau Baja Kalifornia. Zona tumbuhan Palaeotropis adalah sama jika
dibandingkan pada gabungan zona fauna Ethiopian dan Oriental atau sebagian
besar zona Afro-Tethyan milik Smith, dengan tidak memasukan Mediteranian, yang
secara tumbuhan merupakan kelompok zona sub-artik. Zona tumbuhan Australian
rata-rata cocok/sesuai dengan zona fauna Australian, walaupun garis pembagian
dengan zona Asian terletak antara Australia dan Papua, daripada zona faunanya
yang agak lebih ke barat. Pastinya, sangat membingungkan bahwa flora papua
adalah Palaeotropis sedangkan faunanya Australian. Zona flora neotropis dalam berbagai hal
sesuai dengan zona faunan Neotropis, tetapi zona flora neotropis, tidak seperti
zona fauna neotropis, terbawa hingga di Baja Kalifornia dan ujung selatan
Florida. Zona flora Cape, yang mendiami ujung selatan Afrika, tidak menunjukan
kesamaan dengan zona faunanya. Zona flora Antartika, seperti zona flora Cape,
tidak memiliki persamaan dalam zona fauanya, termasuk Amerika Selatan bagian
selatan dan Selandia baru, dan sebagian anggotanya ditemukan di Tasmania dan
Australia bagian tenggara.
Zona Peralihan dan Filter
Berbagai jenis pembatas, sebagian besar ditentukan oleh iklim,
pegunungan, dan perairan pemisah, memisahkan zona flora dan fauna utama. Dua
perairan pemisah---Selat Bering dan Laut Norwegia, dimana keduanya mengalami iklim
dingin---memisahkan zona Amerika Utara dari zona Eurasian. Daratan-penghubung
yang sempit (Tanah Genting Panama), mengganti pemisah perairan yang disebut di
awal, bertindak sebagai filter antara Amerika Utara dan Amerika Selatan, dengan
kondisi kering yang berada di sebelah utara daratan penghubung di Meksiko.
Gurun Sahara memisahkan zona Palaeartik dari zona Ethiopian. Zona Ethiopian
tersekat oleh zona Oriental melalui daerah kering di Asia barat daya dan
Semenanjung Arab. Himalaya serta bentangannya ke arah timur menciptakan
pembatas yang dashyat antara zona Oriental dengan zona Palaeartik. Di zona
tersebut kadangkala disebutkan Wallacea, serangkaian perairan pemisah
merintangi jalan antara zona Oriental dengan zona Australian.
Perbatasan antar zona hewan tumbuhan dapat dilewati dengan berbagai
tingkat kesulitan atau kemudahan. Kadangkala dengan kondisi lingkungan dalam
wilayah perbatasan memberi peluang akses antar wilayah yang tidak terhalangi.
Perbatasan terbuka pernah sekali ada antara Alaska dan Siberia ketika, selama
kala Pleistosen, disana [masih] terdapat daratan penghubung yaitu wilayah
kering yang melintasi apa yang sekarang disebut sebagai Selat Bering.
Perbatasan lainnya cenderung bertindak sebagai penghalang dan pencegah
melintasnya sebagian spesies dari satu zona hewan tumbuhan ke zona lainya.
Dalam banyak kasus, wilayah perbatasan merupakan peralihan antara flora atau faunan dari sebuah zona hewan
tumbuhan yang bercampur dengan flora dan fauna dari zona hewan tumbuhan yang
saling berdekatan. Dua kasus berikut ini akan menjelaskan [zona peralihan]
tersebut.
Wallacea
Zona [wilayah] peralihan geografi hewan yang paling terkenal antara garis
Lydekker dan garis Wallace ialah apa yang kadang disebut sebagai Wallacea
(Gambar 4.4). Fauna Oriental dan Australian berkelompok satu sama lain ke dalam
wilayah luas Wallacea. Fauna dari kedua zona tersebut semakin berkurang
sepanjang zona peralihan. Garis Wallace,
yang melewati antara Bali dan Lombok dan Sepanjang Selat Makasar antara
Kalimantan dan Sulawesi, menandai bentangan paling timur dari keseluruhan fauna
Oriental. Beberapa spesies Oriental (celurut, musang, babi, rusa, monyet) telah
berkoloni di Sulawesi dan Bali, tapi secara genetik mereka berbeda dari
kerabatnya di zona Oriental. Sangat sedikit spesies Oriental, dari semua yang
barangkali telah diperkenalkan, terdapat di kepaluan hingga wilayah timur jauh
seperti Timor, tetapi tidak satupun spesies Oriental hidup di luar batas
tersebut. Garis Lydekker, yang
merentang antara daratan utama Australia dan Timor dan antara Pulau Papua dan
Seram dan Halmahera, mengikuti tepi landas benua Australia (Dangkalan Sahul).
Dirinya menandai batas paling barat dari
keseluruhan fauna Australia. Beberapa spesies Australia hidup di sebagian
pulau-pulau kecil yang agak ke barat, ke barat sejauh Sulawesi dan Lombok. Garis Weber bergerak di sebelah barat Maluku dan Timur
Timor, dan menandai tempat dengan percampuran yang mirip antara spesies
Oriental dengan Australian. Dirinya dipahami oleh sebagian ahli sebagai garis
pemisah antara fauna Oriental dengan Australian. Akan tetapi, penyelidikan pada
garis pembagi secara mutlak semacam itu pada zona peralihan secara tegas
nampaknya tidak berarti/sia-sia.
Tanah Genting Panama
Amerika Selatan sekarang ini terhubung dengan Amerika Utara, tetapi,
untuk hampir lebih dari 65 juta tahun terakhir atau kira-kira seperti itu,
dirinya merupakan sebuah pulau-benua. Selama masa itu, dari sekitar 40 hingga
36 juta tahun yang lalu, persambungan daratan dengan Amerika Utara barangkali
sudah ada dalam bentuk rangkaian kepulauan. Dari 30 juta hingga 6 juta tahun
yang lalu, Amerika Selatan masih merupakan sebuah pulau besar dan mamalia tidak
memiliki peluang berinteraksi dengan zona fauna lainnya. Bahkan sama seperti
sekarang ini pada waktu 6 juta tahun yang lalu, Palung Bolivar menghubungkan
Laut Karibia dengan Samudera Pasifik serta menghalangi jalan lintas
binatang/mamalia. Hingga 3 juta tahun yang lalu, sebuah daratan
penghubung---jembatan darat Panama---telah terbentuk sehingga memberi pintu
gerbang bagi pertukaran fauna antara Amerika Utara dengan Selatan. Banyak
mamalia dengan mudah masuk ke dalam Amerika Selatan. Jalan lintas tersebut adalah jalan lintas dua
arah dan disebut sebagai Pertukaran Besar Amerika (Great American Interchage). Sekarang, Tanah Genting Panama adalah
seperti sebuah [wilayah] penyaring/filter.
LOKAL DAN KOSMOPOLITAN: POLA-POLA
PERSEBARAN
Semua spesies, genus, famili dan sebagainya memiliki suatu rentang atau
persebaran geografis. Rentang persebaran
[dapat] diukur dari beberapa meter persegi hingga mencapai keseluruhan wilayah
muka bumi. Lingkungan fisik, lingkungan tempat hidup, dan sejarah menentukan
batas-batas mereka. Mereka cenderung mengikuti beberapa pola dasar
tertentu---besar atau kecil, penyebaran atau keterhalangan, malaran atau
keterpisahan.
Besar atau kecil, menyebar atau terhalang
Spesies endemik hidup hanya pada satu tempat, tidak masalah seberapa
besar atau kecil tempat tersebut. Seekor spesies dapat menjadi endemik di
seluruh Australia atau endemik hanya pada beberapa meter persegi di gua
Rumania. Spesies pandemik hidup di
semua tempat. Puma atau singa gunung (Felis
concolor), sebagai contoh, merupakan spesies pandemik dikarenakan dirinya
menempati hampir semua wilayah Dunia Baru bagian barat, dari Kanada hingga
Tierra del Fuego (Gambar 4.1). Dirinya juga merupakan spesies endemik dari zona
tersebut dikarenakan dia tidak hidup di tempat lain. Spesies kosmopolitan mendiami seluruh dunia,
meskipun tidak berada di semua tempat. Hal itu dimungkinkan bagi spesies
kosmopolitan untuk berada di sejumlah lokalitas kecil di semua benua.
Pada umumnya, spesies pandemik atau kosmopolitan memiliki persebaran
luas, sedangkan spesies endemik memiliki persebaran yang terbatas. Beberapa
spesies mamalia ukuran kecil dan ukuran sedang di Eropa memiliki persebaran
endemik serta terbatas, termasuk terwelu castroviejo (Lepus castroviejoi), tikus sawah gerbe (Microtus gerbei), tikus salju Balkan (Dinaromys bogdanovi), dan hamster Romania (Mesocricetus newtoni) (Gambar 4.5). Kapibara (Hydrochoerus hydrocaeris), hewan pengerat terbesar yang masih
hidup, merupakan endemik Amerika Selatan. Dirinya juga termasuk pandemik,
tersebar lebih dari separuh wilayah benua tersebut. Perbedaan antara penyebaran
atau keterhalangan seringkali terletak pada keadaan dan ketiadaan spesies
tersebut dalam benua-benua atau zona-zona hewan tumbuhan.
Spesies mikro-endemik
Sebagian spesies memiliki persebaran yang sangat terbatas atau mikro-endemik, hidup dalam sebuah
populasi tunggal dalam wilayah kecil. Ikan pup Lubang Iblis (Cyprinodon diabolis) [hidup] terbatas
pada satu sumber mata air panas yang keluar dari sisi gunung di Nevada barat
daya, Amerika (Moyle dan Williams 1990). Vole Amargosa (Microtus californicus scirpensis) mendiami rawa air tawar sepanjang
jalur yang terbatas dari Sungai Amargosa di daerah kabupaten Inyo, Kalifornia,
Amerika (Murphy dan Freas 1988).
Kupu-kupu lurik bulu hitam (Strymonidia
pruni) terbatas pada beberapa tempat di Inggris tengah dan Eropa tengah
serta Eropa timur.
Famili Tumbuhan Endemis
Dua famili tumbuhan bunga yang endemis dan terbatas ialah Degeneriaceae
yang terdiri dari satu spesies pohon, Degeneria
vitiensis, yang tumbuh di pulau
Fiji. Leitneriaceae juga terdiri dari satu spesies---Leitneriales florida (Leitneria floridana). Semak-semak tumbuhan peluruh merupakan tumbuhan
asli pada wilayah berpaya/berawa di Amerika bagian tenggara dimana dirinya
[sering biasanya] dimanfaatkan sebagai pengapung untuk menangkap ikan.
2. Pengertian
fauna tiap zona
Ø FAUNA PALEARTIK
Beberapa jenis fauna yang hidup jenis
fauna yang hidup di wilayah Paleartik antara lain :
- Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub.
- Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub dan beruang kutub.
- Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan Oriental
- Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah Cina, yaitu beruang Panda.
Beruang Panda Tikus
Rusa Kutub
Bison
Beruang Kutub
Ø FAUNA ETHIOPIAN
Wilayah Ethiopian memiliki kurang lebih
160 vertebrata darat, dan memiliki beberapa fauna khas.
- Fauna khas di wilayah daratan Afrika misalnya gajah, singa, cheetah, hyena, jerapah, zebra, unta dan badak afrika
- Fauna yang mirip dengan daerah Oriental adalah jenis kucing dan anjing, lemur, baboon, gorila dan simpanse.
- Fauna khas pulau Madagaskar misalnya kudanil kecil (Pygmyhippopotamus) dan beberapa burung endemik seperti burung gajah besar.
Cheetah singa
Jerapah
Zebra
Unta
Gajah Afrika
Burung Unta
Kudanil
Gorilla
Ø FAUNA ORIENTAL
Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental
cukup bervariasi, sebagian besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan
tropis yang kaya akan flora dan fauna. Beberapa fauna khas yang hidup di
wilayah Oriental antara lain :
- Harimau, gajah, gibbon, orang utan, bekantan, monyet, badak bercula satu, menjangan, antelop, tapir, babi rusa.
- Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu, misalnya anoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
Badak
Bercula Satu
Gajah
Bekantan
- Keran berhidung besar yang hidup di pulau Kalimantan Gibbon
Orang
Utan
Monyet
Harimau
Tapir
Babi
Rusa
Anoa
Komodo
Ø PERSEBARAN FAUNA DI DUNIA ( Australia )
- perairan (sungai, danau, laut)
- daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir dll)
- iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban dll)
Alfred Russel Wallace mengelompokkan
persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu :
Wilayah
persebaran fauna di dunia
1. Paleartic
Kawasan persebaran fauna paleartik
meliputi bagian utara benua Asia dan Eurasia, Himalaya, Afghanistan, Persia,
Afrika, Inggris dan Jepang.
2. Neartic
Kawasan ini meliputi daerah Holartic,
yaitu meliputi seluruh Amerika Utara, dataran tinggi Meksiko dan Greenland
3. Ethiopian
Persebaran fauna Etipian ini meliputi
daerah Afrika sebelah selatan, gurun Sahara, Madagaskar dan wilayah Arabia
bagian selatan.
4. Oriental
Wilayah persebaran fauna oriental meliputi
seluruh Asia Tenggara dan selatan termasuk Indonesia bagian barat.
5. Australian
Daerah yang termasuk dalam wilayah
persebaran fauna Australis adalah benua Australia, Selandia Baru, Papua, Maluku
dan pulau-pulau kecil di sekitar samudera Pasifik.
6. Neotropical
Daerah persebaran fauna Neotropical
terbentang dari Amerika Selatan, Meksiko bagian selatan, termasuk Amerika
Tengah
Ø FAUNA NEOTROPIK
Beberapa jenis fauna khas yang hidup
di wilayah fauna ini antara lain :
Kukang, armadillo, alpaka, kelelawar
penghisap darah, orang utan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi,
kuda, kera dan tapir (berbeda dengan tapir Asia terutama pada punggungnya.
Alpak
Armadillo
Kukang
Kelelawar penghisap darah
Trenggiling
Siamang
Ø FAUNA NEARTIK
Wilayah
fauna Neartik terdapat dibelahan bumi utara tepatnya di wilayah benua Amerika
bagian utara dan seluruh wilayah Greenland. Pada wilayah persebaran ini
terdapat beberapa bioma yang mendominasi kawasannya, antara lain :
- Amerika Utara bagian timur banyak ditumbuhi oleh vegetasi hutan gugur.
- Amerika Utara bagian tengah terdiri atas bioma padang rumput
- Amerika Utara bagian utara didominasi oleh bioma taiga yang memiliki hutan konifer yang sangat luas.
- Lingkungan fisik wilayah Greenland tertutup oleh salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan
Beberapa jenis fauna khas di wilayah
Neartik antara lain :
Antelop bertanduk cabang tiga, prairie
dog sejenis tupai dari Amerika Utara, kolkum (kalkun), burung biru,
salamander, bison, karibou, mockingbird dan muskox.
Kalkun
Antelop
Burung
Biru
Bison
Karibou
Muskox
Salamander
Pseudotriton - hidup di rerumputan Tupai Amerika
Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar